Sobat Lazismu, Hari-hari Tasyrik telah berlalu, Namun semangat berqurban sejatinya tidak boleh berhenti bersama waktu. Islam mengajarkan bahwa ibadah sosial, termasuk dalam bentuk sedekah, adalah kebiasaan yang semestinya terus mengalir, bukan hanya musiman. Oleh karena itu, semangat berbagi yang tumbuh di momen Idul Adha sepatutnya dilanjutkan dalam keseharian melalui kebiasaan bersedekah.
Esensi Qurban yang Lebih Dalam
Qurban bukan sekadar penyembelihan hewan. Ia adalah simbol ketaatan dan keikhlasan dalam memberikan yang terbaik untuk Allah dan sesama. Dalam Tafsir al-Azhar, Buya Hamka menegaskan bahwa qurban mengajarkan nilai pengorbanan untuk kemaslahatan umat. Maka dari itu, setelah ritual qurban selesai, pesan moralnya adalah: “Apa yang sudah engkau persembahkan untuk kebaikan orang lain?”
Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Surah Al-Hajj ayat 37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu…”
(QS. Al-Hajj: 37)
Ayat ini menegaskan bahwa nilai ibadah ditentukan oleh ketulusan hati dan niat dalam berbuat baik. Maka sedekah setelah qurban adalah bentuk konkret dari ketakwaan yang berkelanjutan.
Sedekah: Jalan Menuju Keberkahan Hidup
Sedekah bukan hanya ibadah yang disukai Allah, tetapi juga membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sedekah tidak akan mengurangi harta.”
(HR. Muslim)
Dalam perspektif ini, sedekah bukanlah kehilangan, tetapi investasi spiritual dan sosial. Bahkan dalam ajaran Muhammadiyah, sebagaimana disampaikan oleh KH. Ahmad Dahlan, “Orang Islam yang baik bukan hanya memperbanyak ibadah ritual, tapi juga memperhatikan fakir miskin dan orang yang membutuhkan.”
Oleh karena itu, menjadikan sedekah sebagai kebiasaan harian merupakan perwujudan dari Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ia menjadi bentuk kepedulian sosial yang nyata—menjawab kebutuhan masyarakat sekitar dan memperkuat ikatan antarumat.
Membudayakan Sedekah Harian: Langkah Sederhana, Dampak Luar Biasa
Berbeda dengan qurban yang dilakukan setahun sekali, sedekah dapat dilakukan setiap hari dengan cara yang sederhana namun berdampak besar. Beberapa langkah kecil berikut bisa menjadi awal kebiasaan baik:
Kotak Infaq Harian di Rumah
Sisihkan uang kembalian atau receh setiap hari untuk dimasukkan ke dalam kotak infaq keluarga. Setelah terkumpul, bisa disalurkan melalui lembaga sosial seperti Lazismu.Berbagi Makanan atau Minuman
Mulailah dengan memberi makanan ringan atau minuman segar kepada tetangga, pengantar barang, atau petugas kebersihan.Sedekah Digital
Di era digital, kemudahan transfer dan QR Code bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan sedekah secara instan kapan pun dan di manapun.
Peran Lembaga Sosial dalam Mendorong Budaya Sedekah
Lembaga filantropi seperti Lazismu memiliki peran strategis dalam menumbuhkan budaya sedekah yang berkelanjutan. Dengan program sedekah harian, sedekah subuh, atau sedekah yang lain, masyarakat diarahkan untuk menjadikan kepedulian sosial sebagai gaya hidup. Transparansi penyaluran, edukasi rutin, dan pendekatan berbasis komunitas menjadi kekuatan utama dalam membangun kepercayaan publik.
Dari Qurban ke Kebiasaan Berbagi
Momentum qurban adalah titik tolak. Namun keberkahan qurban sejatinya akan terus tumbuh jika diikuti dengan sedekah yang rutin. Dengan menjadikan sedekah sebagai kebiasaan harian, umat Islam tidak hanya memperpanjang semangat qurban, tetapi juga membangun peradaban yang lebih peduli, adil, dan sejahtera.
Mari jadikan qurban sebagai awal, dan sedekah sebagai kelanjutan dari ibadah yang tidak terputus. Sebab berbagi adalah tanda syukur, dan syukur adalah pintu utama menuju keberkahan hidup.
