Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam yang memiliki keutamaan luar biasa. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah bahkan disebut oleh Rasulullah ﷺ sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun untuk melakukan amal saleh. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Nabi bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh pada waktu itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah.”
(HR. Ibnu Majah)
Di antara amal yang sangat dianjurkan di bulan mulia ini adalah sedekah. Sedekah yang dilakukan pada hari-hari ini memiliki nilai pahala yang berlipat, karena dilakukan dalam waktu yang disucikan, dengan semangat beribadah yang tinggi, serta berpotensi membawa manfaat sosial yang luas, khususnya bagi mereka yang sedang mengalami kekurangan.
Sedekah: Amal yang Terus Mengalir Pahalanya
Dalam konteks Islam, sedekah bukan sekadar memberi harta. Ia adalah wujud kasih sayang, kepedulian sosial, dan tanggung jawab moral terhadap sesama. Allah SWT menjanjikan ganjaran besar bagi orang-orang yang bersedekah, sebagaimana firman-Nya:
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap bulir seratus biji…”
(QS. Al-Baqarah: 261)
Jika pada hari-hari biasa saja sedekah begitu besar keutamaannya, maka di hari-hari utama seperti Dzulhijjah, nilai dan dampaknya semakin dilipatgandakan. Tak hanya bagi yang memberi, tetapi juga bagi yang menerima.
Sudut Pandang Muhammadiyah: Sedekah dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam kerangka pemikiran Muhammadiyah, sedekah adalah bagian integral dari ibadah sosial dan pembebasan umat dari keterbelakangan ekonomi. Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas (alm), pernah menyampaikan:
“Ibadah dalam Islam bukan hanya ritual pribadi, tetapi juga ibadah sosial. Sedekah adalah bentuk ibadah yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.”
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Prof. Hilman Latief, menekankan bahwa:
“Gerakan filantropi Muhammadiyah, termasuk sedekah, bukan hanya solusi sesaat, tetapi bagian dari pemberdayaan masyarakat dalam jangka panjang.”
Dengan demikian, sedekah di bulan Dzulhijjah bukan sekadar pelengkap ibadah qurban, tetapi juga bagian dari strategi kolektif untuk menyejahterakan umat, terutama di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), sebagaimana menjadi fokus Lazismu di berbagai daerah, termasuk Lazismu Cilacap.
Lazismu Cilacap: Menyalurkan Amanah Sedekah secara Profesional
Sebagai lembaga amil zakat, infaq, dan sedekah yang terpercaya, Lazismu Cilacap senantiasa berkomitmen untuk menjadi jembatan antara para donatur dan para mustahik. Di bulan Dzulhijjah, berbagai program telah disiapkan agar sedekah yang dititipkan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan.
Mulai dari distribusi daging qurban, paket sembako dhuafa, santunan yatim, hingga program beasiswa dan pemberdayaan ekonomi — semua menjadi saluran kebaikan yang dapat didukung oleh para dermawan.
Dengan sedekah yang tersalurkan tepat sasaran, nilai pahala yang berlipat di bulan Dzulhijjah akan menjadi ladang amal yang tak hanya memberi kebahagiaan di dunia, tetapi juga menjadi investasi akhirat.
Ajakannya: Jangan Lewatkan 10 Hari Terbaik Ini
Bulan Dzulhijjah bukan bulan biasa. Ia adalah musim amal, musim pahala, dan musim kasih sayang. Jika kita telah menyiapkan tabungan qurban, maka siapkan juga tabungan sedekah. Bila belum mampu berqurban, jangan sampai kehilangan kesempatan untuk bersedekah, karena keduanya sama-sama membawa kebaikan.
Sebagaimana disebutkan oleh KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah:
“Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
Maka mari kita hidupkan semangat Dzulhijjah ini dengan amal terbaik, yakni sedekah yang mencerahkan dan memberdayakan.
Lazismu Cilacap siap menerima dan menyalurkan amanah sedekah Anda.
Mari berbagi di hari-hari istimewa ini, raih pahala yang berlipat ganda.
“Sedekah kecil hari ini, bisa jadi penyelamat besar di hari akhir nanti.”
