Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah SWT. Selain menjadi penanda dimulainya tahun baru dalam kalender Hijriyah, Muharram juga menyimpan banyak keutamaan spiritual. Momentum ini sangat tepat untuk membangun kembali semangat beribadah, salah satunya melalui amal terbaik di awal hari: sedekah subuh.
Sedekah subuh telah menjadi salah satu amalan sunah yang kian populer di kalangan umat Islam, terutama karena diyakini sebagai waktu mustajab untuk berdoa dan memperoleh keberkahan. Ketika amal ini dilakukan di bulan yang mulia seperti Muharram, maka nilainya menjadi semakin berlipat.
Muharram dan Momentum Perubahan Diri
Bulan Muharram identik dengan semangat hijrah. Hijrah tidak hanya bermakna berpindah tempat secara fisik, tetapi juga berpindah dari kebiasaan buruk menuju kebaikan. Dalam konteks sosial, hijrah bisa diwujudkan dalam bentuk transformasi spiritual menjadi pribadi yang lebih peduli, lebih memberi, dan lebih bermanfaat.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, menyampaikan:
“Hijrah harus dimaknai sebagai proses perubahan yang terus-menerus dalam rangka membentuk masyarakat utama yang berkeadaban. Spirit hijrah harus diaktualisasikan dalam amal nyata, termasuk melalui filantropi dan kepedulian sosial.”
Sedekah subuh, yang dilakukan secara rutin, menjadi salah satu bentuk amal nyata dalam mengaktualisasikan spirit hijrah tersebut.
Keutamaan Sedekah Subuh: Amal Kecil, Dampak Besar
Sedekah subuh adalah sedekah yang diberikan pada waktu subuh, sesaat setelah shalat atau sebelum memulai aktivitas pagi. Waktu subuh merupakan momen penuh keberkahan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Di setiap pagi hari, dua malaikat turun. Salah satu di antara keduanya berdoa, ‘Ya Allah, berikan ganti bagi orang yang bersedekah,’ dan yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkan harta orang yang menahan (sedekahnya).’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam perspektif Muhammadiyah, sedekah subuh tidak hanya dilihat sebagai bentuk ritual individual, tetapi juga wujud penguatan solidaritas sosial. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA, menegaskan:
“Islam menekankan dimensi sosial dalam ibadah. Sedekah, terlebih dalam waktu yang utama seperti subuh, merupakan upaya mewujudkan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan secara langsung.”
Dengan kata lain, sedekah subuh bukan hanya mengundang keberkahan untuk diri sendiri, tetapi juga menjadi sarana untuk menolong saudara-saudara yang berada dalam kesulitan
Mengawali Tahun Baru Hijriyah dengan Amal Terbaik
Tahun baru Islam bukan sekadar pergantian angka. Ia adalah saat terbaik untuk memulai komitmen baru dalam beribadah dan berbagi. Mengawali hari-hari di bulan Muharram dengan sedekah subuh bisa menjadi langkah awal perubahan yang berdampak jangka panjang.
Lazismu, sebagai lembaga zakat yang berafiliasi dengan Muhammadiyah, menghadirkan berbagai program yang memfasilitasi masyarakat untuk menyalurkan sedekah subuh secara rutin dan terarah. Melalui platform digital maupun layanan offline, Lazismu memudahkan setiap muslim untuk menyemai kebaikan sejak fajar menyingsing.
Program-program seperti Sedekah Subuh Berjamaah, Sedekah Pangan Keluarga Dhuafa, dan Donasi Pendidikan untuk Anak Yatim menjadi pilihan konkret untuk memaknai Muharram dengan amal terbaik.
Jadikan Subuh dan Muharram Titik Awal Keberkahan
Bulan Muharram adalah waktu terbaik untuk berhijrah ke arah yang lebih baik, dan waktu subuh adalah saat terbaik untuk memulai hari dengan doa, dzikir, dan amal. Ketika keduanya bertemu dalam satu ibadah bernama sedekah subuh, maka potensi keberkahan yang dapat diraih menjadi sangat besar.
Mulailah hari dengan kebaikan, dan mulailah tahun dengan kepedulian.
Mari jadikan sedekah subuh sebagai bagian dari perjalanan hijrah sosial kita. Salurkan melalui Lazismu, agar setiap rupiah yang kita beri menjadi cahaya bagi mereka yang membutuhkan.
